Kamis, 09 Juni 2011

Negara (Yang Katanya) Agraris

Bismillahirrahmanirrahim..
Assalamualaikum.wr.wb.

Indonesia dengan lahan pertanian dan perkebunan yang luas ternyata tak lantas membuat para petaninya hidup sejahtera. Para petani lokal justru semakin tertekan hidupnya karena produk mereka harus bersaing dengan banjir produk impor pertanian dan perkebunan. Kebijakan perdagangan pemerintah yang liberal sering bertentangan dengan kebijakan revitalisasi pertanian. Ironis, di saat pemerintah menjanjikan prioritas pembangunan pertanian melalui revitalisasi pertanian, yang terjadi justru marjinalisasi pertanian.


"Hal ini terlihat dari begitu mudahnya produk-produk pertanian dari luar negeri yang mengalir. Berbagai produk holtikultura asing masuk ke pasar dalam negeri secara leluasa seperti wortel, daun bawang, bawang merah, bawang putih, cabai, dan buah-buahan seperti apel, jeruk anggur, hingga beras, kedelai, jagung, dan gula,".
Jika ini terus dibiarkan maka akan merugikan petani produsen dalam negeri yang memproduksi komoditas-komoditas tersebut.

"Secara prinsip,FKK HIMAGRI menolak setiap kebijakan dan upaya penyelesaian masalah pemenuhan pangan dengan penjadikan impor sebagai alternatif utama atau bahkan jadi satu-satunya obat mujarab,".
Kebijakan pemerintah membuka kran impor produk pertanian lewat pembebasan bea masuk 57 produk pangan dinilai merugikan petani lokal. Pemerintah juga dinilainya tak serius meningkatkan pendidikan dan pelatihan petani lokal yang 80% merupakan tamatan SD saja. Pemerintah juga diharapkan dapat mengalokasikan 10% dana APBN atau mungkin persentase yang lebih besar pada anggaran selanjutnya untuk peningkatan produksi pangan dan pertanian.

Hal lain yang harus selalu diperhatikan adalah alih fungsi lahan pertanian potensial, khususnya di Pulau Jawa. 
Jumlah lahan pertanian di Jawa pada 2010 berkurang 600 ribu hektar (ha) menjadi 3,5 juta ha. Sebelumnya pada 2007 jumlah lahan pertanian di pulau Jawa mencapai 4,1 juta ha (Data Badan Pertanahan Nasional). "Memang data BPN (Badan Pertanahan Nasional) itu memperlihatkan terjadinya konversi lahan yang luar biasa selama 3 tahun. Konversi ini cukup tinggi, padahal lahannya paling bagus,"
Besarnya konversi lahan pertanian ini disebabkan karena fragmentasi lahan pertanian. Di mana banyak lahan pertanian yang diwariskan dan dibagi-bagi ke anak dan terus terpecah-pecah dibagikan hingga ke cucu.
Lahan yang dulunya 10 hektar sekarang dibagi ke anaknya menjadi 2 hektar, dibagi lagi ke cucunya jadi 0,2 atau 0,3 hektar, ini fragmentasi. Artinya, orang yang mengelola lahan yang hanya 2.000 meter menjadi tidak efisien, akhirnya banyak yang dijual.Penyebab konversi yang kedua adalah adanya kebutuhan jalan, perumahan, dan pusat ekonomi yang membuat pemerintah daerah kurang peduli terhadap nasib lahan pertanian.

"Padahal lahan-lahan produktif ini mestinya dilindungi, dan ini UU-nya sudah ada, kalau toh membangun untuk keperluan di luar pertanian atau untuk perumahan, carilah lahan-lahan yang tidak produktif," 
Lahan abadi untuk pertanian amatlah penting untuk dijaga,karena tantangan atas kebutuhan pangan jelas ada didepan mata kita. Pemerintah cenderung lebih mengutamakan kepentingan bisnis daripada perut warga negaranya sendiri,ujung-ujungnya impor dijadikan tameng dengan dalih penyelamatan pangan,akan tetapi jelas sering disalah gunakan sebagai ladang uang basah para oknum.
BUKAN KEPENTINGAN PETANI YANG DIUTAMAKAN!!

Mengejutkan! Indonesia ternyata bisa masuk sebagai 4 negara pengimpor beras terbesar di dunia. Padahal dulu Indonesia dikenal dengan negara agraris dengan luasnya lahan pertanian. Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan, menurut ramalan Departemen Pertanian AS (USDA/United States Department of Agriculture) Indonesia di 2011 ini akan mengimpor 1,75 juta ton beras atau naik 800 ribu ton.

"Mudah-mudahan ini tidak terjadi. Ini menjadi tugas kita untuk mengamankan," tutur Sutarto saat rapat dengan Komisi XI DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (17/2/2011). 

Menurut USDA, empat negara pengimpor beras terbesar di dunia adalah Nigeria, Indonesia, Filipina, dan Arab Saudi.

Dikatakan Sutarto, USDA masih optimistis stok beras dunia masih kuat di 2011 yaitu 93,85 juta ton. Meskipun ada penurunan 631 ribu ton dibandingkan 2010 yang sebesar 94,49 juta ton.

Stok yang kuat ini menjadi sumber pasokan beras di pasar dunia yang diperkirakan 30,67 juta ton bakal diperdagangkan tahun ini, dengan rincian:
  • Thailand menjual 10 juta ton beras, naik 1 juta ton dari tahun lalu
  • Vietnam menurunkan penjualan beras 930 ribu ton menjadi 5,8 juta ton tahun ini dengan alasan meningkatkan stok domestiknya
Sedangkan harga beras dunia pada Januari-Februari 2011 cenderung stabil. Sutarto memaparkan per 9 Februari 2011 harga beras adalah sebagai berikut:
  • Thai 5% naik US$ 5 per ton dari US$ per ton 515 jadi US$ 520
  • Thai 15% naik US$ 5 per ton dari US$ 500 menjadi US$ 505
  • Viet 5% dan 15% tetap di US$ 475 per ton dan US$ 460 per ton sejak pertengahan Januari

Hal lain yang juga mendasar adalah perhatian pemerintah yang tidak menyeluruh dalam bidang pendidikan pertanian. Rendahnya minat para pemuda dalam menekuni disiplin ilmu pertanian semakin jelas,angka peminat pada jurusan-jurusan yang ada di Fakultas Pertanian beberapa tahun ini cenderung menurun. Paradigma anak muda terhadap "PERTANIAN" cenderung sempit,pertanian dikonotasikan sebagai sektor yang kumuh,kotor,panas,dll..hal mendasar yang harus dirubah..
Peran serta pmerintah,masyarkat,akademisi,media-media elektronik,dll untuk mensosialisasikan pertanian dalam perspektif baru..pertanian adalah sektor yang mulia..sektor yanag menyediakan kebutuhan dasar tiap manusia..makan..siapapun dia,apapun pekerjaannya,pasti butuh makan,pertanian lah yang menghasilkan itu. Penerapan teknologi-teknologi tepat guna guna menghadapi tantangan global seperti ledakan penduduk dan cuaca ekstrim,mutlak diperlukan guna mendukung rencana menjadi negara yang berdaulat pangan. Media-media berita baik cetak/pun elektronik lebih suka membahas politik,ekonomi,hukum,gosip artis..daripada permasalahan mendasar yang dialami petani ataupun sektor pertanian itu sendiri.
Untuk Negara yang katanya agraris,tapi nyatanya anggaran APBN untuk pertanian hanya sekitar 10%..Ironis,padahal mayoritas penduduk tinggal di desa dengan pekerjaan sebagai petani.negara ini masih tergolong negara berkembang..tapi,fokus ekonomi justru pada sektor industri..Padahal kiranya Indonesia belum siap untuk kearah sana..Sektor pertanian seharusnya bisa menjadi leading sektor bagi sektor-sektor lain..pengaruh paham liberal jelas-jelas telah mempengaruhi pola pikir bangsa ini,profit oriented..

Alangkah indahnya jika dalam tiap berita dalam sehari tersaji berita tentang petani-petani sukses diseluruh wilayah Indonesia,tiap provinsi bisa menciptakan ketahanan pangan masing-masing,insyaallah dalam skala nasionalpun lambat laun akan mengikuti.. INGIN NEGARA INI DISEBUT NEGARA AGRARIS!!
Semua memang butuh waktu dan proses untuk menuju kesempurnaan sistem pertanian bangsa ini,tapi saya yakin kita semua bisa..bangsa ini bisa..
JIKA KITA BERSAMA!!


TETAPLAH BANGGA MENJADI MAHASISWA PERTANIAN..
TETAPLAH BANGGA DISEBUT PETANI..
PETANI ADALAH PEKERJAAN MULIA KAWAN-KAWAN..
DIPUNDAK KITA SEMUALAH ARAH BANGSA INI KEDEPAN AKAN DIPERTARUHKAN..JIKA BUKAN KITA SIAPA LAGI!!SATUKAN PIKIRAN DAN TINDAKAN MENUJU PERTANIAN YANG LEBIH BAIK LAGI..
BERSAMA KITA BISA!!

HIDUP PERTANIAN INDONESIA!!

"Sebuah tulisan biasa dari orang biasa yang sedang berusaha menjadi luar biasa"
Purwokerto 19 Februari 2011
semoga ada manfaatnya..
Amiiiiiiiiiin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar